4 November 2009

Penanganan Banjir Kalibening Butuh Rp 4,4 M

BANJARNEGARA-Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo meminta Bupati Banjarnegara Djasri untuk segera merancang program penanganan banjir yang melanda pertanian di wilayah Kecamatan Kalibening. Hal ini diungkapkan saat peninjauan lokasi di Kecamatan Kalibening kemarin sore.

Menurut Djasri, guna menangani banjir tersebut diperlukan pembangunan saluran irigasi dan normalisasi kali Brukah sepanjang 2,2 kilometer. Bila dinormalisasi, diharapkan air yang menggenang di areal sawah di enam desa tersebut dapat dialirkan. Sehingga saat hujan tidak banjir. “Untuk normalisasi ini paling tidak membutuhkan angaran Rp 4,4 milyar,” katanya.

Menanggapi hal ini, Bibit meminta Djasri untuk merancang program secara matang. Persoalan anggaran pihak pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengupayakan semaksimal mungkin. “Yang terpenting proyek ini benar-benar solutif. Begitu dibangun menyelesaikan masalah,” katanya.

Bibit mengatakan guna menangani banjir itu harus dilakukan perencanaan yang baik. Sebab melihat letak geografis lokasi banjir berada di cekungan. Selain itu dikelilingi areal perbukitan.

Sementara sebagian areal perbukitan itu merupakan lahan yang ditanami sayuran. Sehingga saat hujan tiba menyebabkan erosi yang menjadikan pendangkalan di beberapa sungai yang melewati areal pertanian itu. “Jangan sampai proyek yang diajukan nantinya tidak menyelesaikan masalah. Sehingga harus dirancang sebaik mungkin,” katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, setiap hujan tiba sebanyak 173 hektar lahan pertanian di enam desa di Kecamatan Kalibening yang meliputi Sikumpul, Sirukun, Bedana, Karanganyar, Sidakangen dan Gununglangit kerap kebanjiran. Sehingga tiap tahun banyak lahan pertanian yang mengalami puso. “Saat ini dari 173 hektar yang terendam air, 52 hektar tanaman padi dan 35 hektar tanaman jagung puso,” kata Djasri.

Kejadian ini sudah berlangsung sejak tahun 1985. Namun seiring bertambahnya waktu luasan lahan yang terendam semakin banyak tiap tahunnya, dan semakin parah.

Sunardi, warga setempat mengatakan bila hujan deras datang selama beberapa jam saja sudah mampu menggenangi areal pertanian itu selama sepekan penuh. Bila hujan itu datang saat musim tanam tentunya menyebabkan tanaman padi puso.

Pada kesempatan itu pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memberikan bantuan 200 ekor kambing kepada warga Karangkobar. Serahterimanya dilakukan secara simbolis di sela-sela kunjungan itu. (ap1)

COPAS dari : www.radarbanyumas.co.id tanggal 04-03-2009

Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar