BANJARNEGARA.Gedung SD dan SMP satu atap Kalibening Rabu (18/3) diresmikan penggunaanya oleh Wakil Bupati Banjarnegara Drs Soehardjo MM. Sekolah yang terdiri dari 4 kelas, 1 ruang kantor dan 2 ruang MCK tersebut berdiri diatas tanah seluas 1000 m2 dengan luas bangunan 350 m2. Sedangkan lokasi sekolah tersebut berada di Dukuh Krungrungan Desa Asinan Kecamatan Kalibening.
Ketua pelaksana pembangunan SD dan SMP 5 satu atap Dul Hisom mengatakan pembangunan sekolah tersebut pembangunanya dimulai sejak September 2008 dan selesai bulan Januari 2009 dengan menghabiskan dana sebesar Rp. 287 juta yang berasal dari subsidi bantuan pengembangan SD-SMP satu atap Propinsi Jateng. “Inisiatif pendirian SMP Negeri 5 satu adalah karena keprihatinan dari para guru melihat siswa tamatan SD yang jarang melanjutkan ke tingkat SMP,”katanya
Jauhnya dusun menuju SMP terdekat lanjut Hisom juga menjadi salah satu alasan para siswa enggan melanjutkan sekolah. “Untuk menuju sekolah siswa harus berjalan sekitar 6 km dengan berjalan kaki karena minimnya sarana transportasi dari dusun menuju sekolah dan sebaliknya,” katanya.
Faktor ekonomi dan kesadaran para orang tua juga menjadi kendala lain selain jauhnya jarak sekolah yang harus ditempuh. “Pada tahun 2007 di Dusun Krungrungan tercatat hanya 5 siswa yang lulus SMP dan hanya 1 siswa yang lulus Sekolah Menengah Atas. Melihat kondisi tersebut kami berinisiatif untuk ikut mensukseskan wajar 9 tahun dengan merintis SMP satu atap ini,” lanjutnya.
Sebelumnya pada tahun 2007 pihaknya juga pernah memasukan 22 siswa ke sekolah SMP dengan bantuan biaya dari sekolah, namun upaya tersebut juga gagal karena kemauan siswa untuk melanjutkan sekolah sangat rendah. “Dari jumlah 22 siswa yang dimasukan ke SMP hanya 2 siswa yang sampai lulus SMP,” tambahnya.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Soehardjo meminta kepada guru disekolah tersebut untuk tidak buru-buru minta dimutasi ke tempat lain, mengingat sekolah tersebut sangat membutuhkan guru yang berkualitas. ”Saya meminta kepada para guru di SMP Negeri satu atap ini untuk memberikan support kepada para siswa, sentuhan anda sangat dibutuhkan untuk mensukseskan program wajib belajar sembilan tahun khususnya di Desa Asinan dan sekitarnya,” kata Wabup.
Jauhnya dusun menuju SMP terdekat lanjut Hisom juga menjadi salah satu alasan para siswa enggan melanjutkan sekolah. “Untuk menuju sekolah siswa harus berjalan sekitar 6 km dengan berjalan kaki karena minimnya sarana transportasi dari dusun menuju sekolah dan sebaliknya,” katanya.
Faktor ekonomi dan kesadaran para orang tua juga menjadi kendala lain selain jauhnya jarak sekolah yang harus ditempuh. “Pada tahun 2007 di Dusun Krungrungan tercatat hanya 5 siswa yang lulus SMP dan hanya 1 siswa yang lulus Sekolah Menengah Atas. Melihat kondisi tersebut kami berinisiatif untuk ikut mensukseskan wajar 9 tahun dengan merintis SMP satu atap ini,” lanjutnya.
Sebelumnya pada tahun 2007 pihaknya juga pernah memasukan 22 siswa ke sekolah SMP dengan bantuan biaya dari sekolah, namun upaya tersebut juga gagal karena kemauan siswa untuk melanjutkan sekolah sangat rendah. “Dari jumlah 22 siswa yang dimasukan ke SMP hanya 2 siswa yang sampai lulus SMP,” tambahnya.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Soehardjo meminta kepada guru disekolah tersebut untuk tidak buru-buru minta dimutasi ke tempat lain, mengingat sekolah tersebut sangat membutuhkan guru yang berkualitas. ”Saya meminta kepada para guru di SMP Negeri satu atap ini untuk memberikan support kepada para siswa, sentuhan anda sangat dibutuhkan untuk mensukseskan program wajib belajar sembilan tahun khususnya di Desa Asinan dan sekitarnya,” kata Wabup.
Persemian sekolah ditandai dengan pembukaan papan nama sekolah tersebut. Saat ini sekolah tersebut menjadi tempat belajar bagi 34 siswa SMP yang berasal dari wilayah yang mengelilingi Dusun Krungrungan yaitu Dusun Sidengkeng, Simpar dan Selimpet Desa Asinan serta dari Desa Tlaga Kecamatan Punggelan .****Anhar
COPAS dari : www.banjarnegarakab.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar